VAKSIN HIV : HARAPAN ATAU KHAYALAN ?


PENDAHULUAN
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) suatu kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh menurunnya imunitas tubuh dan dapat berujung pada kematian.
Manifestasi klinis utama AIDS adalah immunodefisiensi didapat (acquired Immunodeficiency) disertai penyakit opportunistic seperti scabies generalisata, kandidiasis oral berat, herpes simpleks rekurens dan penyakit infeksi berat lain yang pada orang immunokompeten hanya menimbulkan manifestasi klinis ringan, keganasan (Sarkoma Kaposi, Non Hodgkin Lymphoma), Wasting Syndrome, dan progressive encephalopathy.
Usaha preventif yang sudah dilakukan selama ini meliputi penyuluhan tentang perilaku seksual dan penggunaan obat-obat terlarang, promosi penggunaan kondom, penanganan penyakit menular seksual, promosi sirkumsisi pada pria. Namun demikian infeksi HIV terus menyebar ke seluruh dunia mencapai 33 juta penderita (30-36 juta), dan pada tahun 2007 2 juta orang meninggal karena infeksi HIV.
Upaya preventif lainnya adalah dengan mengembangkan vaksin, karena dengan vaksinasi sudah terbukti dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit-penyakit infeksi lain seperti campak, difteri, pertusis, tetanus, dll.

CARA KERJA VAKSIN HIV
1. Vaksin HIV yang menginduksi imunitas humoral
Hipotesis yang mendasari adalah antibodi yang dibentuk terhadap struktur protein permukaan akan mengikat, menetralisir dan membersihkan partikel HIV sebelum infeksi terjadi.
Hasil ujicoba tahun 1999 ternyata efikasi vaksin tidak bermakna (6%) artinya vaksin tidak dapat mengurangi resiko infeksi pada resipien.
2. Vaksin HIV yang menginduksi imunitas seluler
Berdasarkan uji coba dengan menggunakan adenovirus 5 sebagai vector, hasilnya menunjukkan laju infeksi HIV pada kelompok resipien vaksin dan placebo ternyata sama tinggi (3%), artinya vaksin tidak menurunkan laju infeksi HIV.
3. Vaksin HIV yang menginduksi imunitas humoral dan seluler
Salah satu contoh vaksin yang menginduksi imunitas seluler dan imunitas humoral adalah vaksin ALVAC yang dikombinasikan dengan AIDSVAX. Dari hasil penelitian didapatkan tidak terjadi peningkatan respon antibody spesifik secara bermakna, dan respon limposit T sitotoksik juga tidak mencapai target yang menunjukkan adanya korelasi imunitas, yaitu di bawah 30%.

TANTANGAN DALAM PEMBUATAN VAKSIN HIV
Penyebab begitu sulitnya ditemukan vaksin HIV adalah karena virus HIV merupakan virus yang memiliki banyak factor penyulit antara lain : banyaknya strain yang berbeda, infeksi dari sel system imun, penghindaran dari system imun dengan menutupi epitop untuk netralisasi, menurunkan ekspresi MHC (Major Histocompatibility Complex) sehingga sel T sulit mengenali sel yang terinfeksi, mutasi virus, mekanisme counter immunoregulatori dan latensi.
Mengingat pintarnya HIV dan sulitnya tubuh kita dalam mengeradikasi virus ini, vaksin harus diusahakan dapat mengenal variasi virus yang sangat luas dan bekerja cepat sebelum virus tersebut menjadi reservoir laten di sel pejamu. Jika ini gagal perlu difikirkan cara meningkatkan respon imun natural yang dapat mencegah destruksi semua sel CD4 dan secara imunologis menekan jumlah virus pada orang yang terinfeksi. Tantangan ini semakin sulit karena pengertian kita tentang respon imun yang mengontrol replikasi HIV sangat kurang.
Jadi apakah kita harus tetap mengusahakan vaksin HIV? Sampai kapan kita berharap?
Yang harus dilakukan adalah terus menjalankan program preventif yang sudah ada, meskipun tidak sempurna mencegah infeksi tetapi sudah dapat dilakukan mulai sekarang. Jangan terus menerus berharap pada vaksin yang sampai sekarang masih merupakan khayalan…by irma
(Sumber: CDK Vol. 36 no. 4/Juli-Agustus 2009)